Selasa, 16 Agustus 2011

Logika Vs Perasaan


Oleh Ani Nh Fazia

Ingin menyapa? Apa kabar semuanya? Assalamu’alaikum wr.wb
Kalau murid-murid saya  yang ditanya seperti ini, biasanya mereka akan menjawab :                         “ALHAMDULILLAH, LUAR BIASA, ALLAHUAKBAR,,,” hehehe

Tulisan di bawah ini adalah sebuah catatan yang saya tulis untuk mengomentari sebuah status dari salah seorang teman saya. Ketika saya baca ulang, ternyata tulisan saya ini lumayan belibet.

Iseng-iseng tak berhadiah. HheHeHe
Saya kasih  4 jempol  bagi yang penasaran dan bisa menjawab hampir mendekati betul terhadap catatan yang saya buat di bawah ini.

Mari pergunakan otak kanan anda dan gaya/ cara visual dalam memahami tulisan di bawah ini. 

LOGIKA I T U = OTAK KIRI+ AKAL
PERASAAN I T U = OTAK KANAN + HATI
LOGIKA + PERASAAN = SEIMBANG

Cinta yang benar dihasilkan dari ibadah.
Ketika ibadah berjalan ia memberikan ESENSI,
Saat ESENSI terasa ia memunculkan NILAI.
Saat NILAI berkonspirasi dengan akal, ia menyambungkannya kepada RASA.
Akan tetapi, saat nilai berkorelasi dengan rasa, maka LOGIKA sedikit mengalah.
Tidak ada yang salah dengan keduanya.
Yang dikhawatirkan itu satu,
Jika AKIBAT bukan dihasilkan dari SEBAB PERTAMA,
Maka keseluruhannya menjadi tiada bermakna.


Hayo ikutan berpartisipasi dalam menjawab,,,Bagi kamu yang merasa visual, mungkin akan lebih memahami. Bagi yang kinestetik atau audio,, saya juga yakin kalian bisa ,,,

Gunakan otak kanan dalam menjawab pertanyaan ini. Semakin banyak anda menjawab, semakin besar kesempatan anda untuk mengembangkan otak kanan. Ketika otak kanan anda berkembang, maka anda akan menjadi seseorang yang selalu mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan senang mencoba. Jika sudah begitu, rasa optimis pun akan mudah anda dapatkan. HAHAHA ( Ko jadi nyambung ke sini? maaf, gara-gara baca buku karya : ipphosantosa ( tentang otak kanan), jadi ketularan begini. hehe) 

Menurutnya, kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh otak kanan. Kenapa? karena otak kiri selalu berfikir logis dan real ( Yang pasti-pasti aja !!) . Sedang otak kanan selalu berfikir, " Bagaimana caranya supaya saya bisa, meskipun sulit. Bagaimana caranya supaya mimpi saya menjadi sebuah kenyataan. "

Tentu saja. Ada rumusnya. Yaitu. Sukses= 1 mimpi + minimal 7 action. 
Jangan sampe 1001 mimpi + 0 action. ( Begitulah yang saya dapat dari bukunya,,maaf jadi nyambung ke sini. Tak apa lah). hehe

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,  INILAH ARTI DARI TULISAN DI ATAS  ...................


Baiklah ini arti dari tulisan saya waktu itu. Maaf ya, tulisannya rada GEZE,,hehe. Maklum, saya memang senang menulis secara tersirat. Semoga puas dengan jawabannya (Bagi yang tidak PUAS !!!?? Itu salah anda sendiri,,hehehe ,,,)

Artinya begini teman2.

Secara garis besarnya saja, ya, , :)

Cinta yang benar itu dihasilkan dari ibadah = Ketika kita mencintai seseorang, cinta yang dirasakan tersebut tidak lain hanya karena ibadah semata. Ketika kita telah mencintai seseorang karena ibadah, otomatis cinta tersebut memberikan sebuah ESENSI, yaitu karena kita cinta, kita merasa semakin dekat dengan ALLAH.
Jika ESENSI telah termiliki, maka akan memunculkan NILAI.
Maksud nilai di sini adalah PERILAKU kita.Sebuah perilaku yang dihasilkan karena cinta tersebut. Dengan sebuah esensi yang telah termiliki, maka segala aktifitas yang dilakukan adalah aktifitas yang lebih baik dari sebelumnya, aktifitas yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya, aktifitas yang semata-mata mendekatkannya dengan sang pencipta. Dengan cintanya kepada makhluk Allah bukannya menjauhkan dirinya dengan Allah, tapi karena cinta kepada makhluk Allah justru semakin mendekatkannya kepada sang pencipta. Semakin perilakunya itu NAIK LEVEL bukan menjadi TURUN LEVEL.
Saat NILAI berkonspirasi dengan akal, ia menyambungkannya kepada RASA.
( ketika seseorang suka dengan lawan jenis karena sebuah tampilan. Entah dari fisiknya yang cantik, cakep atau sebagainya. Atau mungkin suka dengan perilaku/ sifatnya yang baik, cerdas, sopan, santun dan sebagainya. Mungkin juga dari mendengar cerita orang tentang lawan jenisnya yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, dsb. Dari penglihatan dan pendengaran tersebut  LOGIKA bicara kepada RASA, bahwa orang tersebut suka dengan lawan jenisnya. Dari pemikiran LOGIKA tersebutlah menghasilkan rasa yang disebut “CINTA” ) . Contoh :  AKAL tersebut mengatakan kepada RASA, : " Dia baik, dia satun, sepertinya saya menyukai dia."

 
Akan tetapi, saat nilai berkorelasi dengan rasa, maka LOGIKA sedikit mengalah.
( Akan tetapi, ketika seseorang menyukai lawan jenisnya “pada pandangan pertama” atau “tiba-tiba saja suka, tanpa ada sebab” atau “ suka karena sesuatu yang istimewa dari lawan jenisnya,“ dsb.
Nah,,,,karena di sini RASA yang lebih dominan, maka ketika ada seseorang yang berbicara “ Dia itu ga cocok sama kamu, kok mau sih? Sifatnya itu kurang baik, mending cari yang lain ! Dia itu orangnya kasar dan ga baik ! Dia itu ga banget, deh! ””””””” Ya, apa pun kata orang lain, karena perasaan lebih dominan, maka dia tidak akan mempedulikan kata orang.

Menurutnya, orang yang ia cintai tersebut adalah orang yang baik, orang yang ia cintai adalah orang yang “CUKUP” dari segi fisik dan dia yakin bahwa orang yang dia cintai tersebut dapat berubah menjadi lebih baik. Disinilah LOGIKA sedikit mengalah. Menurutnya, apa yang dikatakan oleh hatinya adalah benar, meskipun LOGIKANYA mengatakan tidak demikian.


Tidak ada yang salah dengan keduanya
Mau LOGIKA ATAU PERASAAN yang lebih dominan? Tak masalah.
 

Yang dikhawatirkan itu satu, Jika rasa cinta ( yang tak lain adalah AKIBAT) bukan karena SEBAB PERTAMA ( yaitu IBADAH) maka keseluruhannya tiada bermakna.
Cinta yang tak berdasar apa-apa, hanya karena suka sesaat, hanya karena fisik saja, hanya karena sifat saja, hanya karena mendengar kata orang, tanpa ada pendongkrak UTAMA “ Yaitu IBADAH yang menyebabkan rasa cinta tersebut. "

Dengan IBADAH : Semakin kita cinta kepada lawan jenis, semakin berlipat pula rasa cinta kita kepada Allah. Karena kita cinta pada Allah, maka kita pun akan selalu menjaga cinta tersebut agar tidak hambar. Cinta yang benar adalah cinta yang selalu menghubungkan dan mengikatkan kita dengan penciptanya. Tanpa itu, ” ….Apa mungkin cinta tersebut langgeng sampai ke Akhirat?

TAPI TUNGGU, LAWAN JENIS DI SINI ADALAH “ seseorang yang benar2 telah menjadi hak bagi kita, dalam suatu hubungan yang dinamakan “PERNIKAHAN.”

Walahu'alam bi shawab

SELESAI.


Tidak ada komentar: