Menurutku begitu
menyenangkan jika bisa berbagi cerita suka dan duka dengan orang di dekat kita.
Berusaha memberikan solusi permasalahan bagi orang-orang terdekat kita. Aku
berfikir, akan sangat menyenangkan menjadi seorang psikolog. Memahami orang lain dan juga diri
sendiri.
Aku sendiri merupakan
tipe orang yang tidak banyak menuntut, dan tidak mau mencampuri masalah yang
bukan urusanku. Akan tetapi, aku termasuk tipe pemerhati, yang akan selalu
melihat perilaku, sifat, mimik muka atau apa saja yang aku lihat yang berkaitan
dengan karakter , perilaku, rasa, atau pribadi orang yang aku temui, meski tak
aku ungkapkan secara gamblang. Aku malah sering memperhatikan bagaimana
seseorang bisa sangat disayangi dan tidak disukai. Sampai sekarang aku masih
belajar sedikit demi sedikit mengenai itu.
Pernah aku
bertanya mengenai “ Kenyamanan” kepada semua teman-temanku. Dari ke semua yang
aku tanyai, ada kata-kata dari salah seorang sahabatku yang begitu menarik
perhatianku. Dia bilang, kenyamanan itu diibaratkan “TERMOSTAT” ketika suhu
disekitarnya panas maka dia berusaha mendinginkannya, dan ketika suhu
disekitarnya dingin dia berusaha menyesuaikannya dengan menghangatkannya.
Tinggal kita atur saja. Intinya nyaman atau tidaknya seseorang dengan kita,
tergantung kita yang membuatnya. Jika kita membuat diri kita merasa nyaman
dengan orang tersebut maka diapun akan merasakan nyaman ketika bersama kita. Jika
tidak, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Sungguh analisis dan kata-kata yang
bijak.
Aku sendiri
melihatnya sebagai sosok yang membuat orang-orang disekitarnya merasa nyaman
saat bersamanya. Dia bisa membuat siapapun yang didekatnya menjadi sayang
terhadap sosok dan pribadinya, dan aku adalah salah seorang diantara sekian
banyak orang yang menyayanginya. Nada
bicaranya yang lemah lembut, semangatnya yang pantang menyerah, cara
memotivasinya yang begitu menyentuh, sifatnya yang senang membantu, membuat
siapapun yang mengenalnya akan merasa dekat dengannya. Entah kenapa, setiap
mendengar kata-katanya, mendengar pencerahan darinya ..rasanya tenang ke batin.
Malah seringnya buat hati terharu dan
terenyuh. Vina, dialah seseorang
yang membuatku terdorong untuk lebih semangat.
---
Kali ini tentang Lia
atau lengkapnya Herliana. Sahabatku
ini bisa menarik perhatian orang dengan pribadinya yang selalu ceria dan supel.
Bagaimana pun orang memperlakukannya, seburuk apapun ia diperlakukan, tak
pernah sedikitpun terbesit untuk membenci orang tersebut. Ia malah sering
meminta maaf meski bukan dirinyalah yang salah. Apakah dia terlihat lemah dan
tertindas? Tidak sama sekali. Meskipun dia sosok yang ramah, santun, dan mau
mengalah tetapi dia tetap terlihat tegas, cerdas, dan berwibawa.
Sebanyak apapun pekerjaan yang dia kerjakan di luar,
sebagai seorang anak dia tetap melaksanakan tugasnya di rumah dengan baik.
Hormat dan taat terhadap kedua orang tuanya, mengerjakan pekerjaan rumah dengan
baik, selalu melakukan semuanya tanpa beban dan ikhlas.
Dalam organisasi islam
begitu aktif, di kampus berprestasi, dalam dunia tulis menulis telah
menerbitkan buku, setelah ia lulus masih
terlihat antusias ke sana kemari dengan segudang planning. Sekarang setelah
menikah, dia menjadi istri shalehah yang begitu menyenangkan hati sang suami. Juga
menjadi ibu yang baik bagi putrid kecilnya.
Ia bukan tipe
orang yang mendikte orang lain, membuat orang harus menuruti kemauannya apalagi
menasehati panjang lebar. Akan tetapi perilaku
dan sifatnya selalu mendorongku untuk bersikap
lebih baik.
Keteladanan itu
ternyata lebih bermakna dari seribu kata-kata. Dan benarlah adanya. Aku
tersihir bukan oleh kata-katanya, tapi lebih pada perilakunya yang memang patut
untuk dipraktekan.
Dari dulu, ia
yang selalu memotivasi diriku untuk berjuang. Aku terpacu dalam semangatnya
belajar, menuntut ilmu, dan kebiasaan baik lainya yang selalu ia lakukan.
Bahkan ketika ia terlihat begitu menikmati merawat neneknya. Memandikannya,
menyisir rambutnya, memakaikan baju sampai menyuapi makannya.
Subhanallah aku
sampai meneteskan air mata, apalagi ketika melihatnya bercanda dengan neneknya
yang hanya terbaring di tempat tidur. Sekarang neneknya telah meninggal,
tugasnya sebagai seorang cucu telah ditunaikannya dengan amat baik.
Kalau diibaratkan
pemerintahan. Mereka adalah orang-orang yang sangat cocok dijadikan pemimpin/ratu.
Sedang aku sendiri lebih cocok menjadi seorang penasehat yang siap mendengar dan
memberikan solisi terbaik, menguatkan hati juga memberikan asupan spirit. Bisa juga menjadi sekretaris yang siap membantu
tugas-tugas dalam pengetikan atau merapihkan data-data yang dibutuhkan. Sayangnya, keinginan tentu akan berbeda
dengan kenyataan.
Ada kalanya kita
malah terjebak dan harus menjalani pilihan yang sebenarnya bukan pilihan kita.
Allah sendiri yang telah memilihkan pilihan terbaikNYA. Dan yakin, selalu ada hikmah dalam tiap kejadian.
Selalu
semangat J. Selalu ceria. Dan Selalu bersikap tulus dalam berteman atau bersahabat
adalah kunci kenyamanan.
Biarpun kata
orang terlalu naïf,,, tak apa, toh bersikap baik , percaya, dan berhusnudzon
terhadap orang lain tidak akan membuat diri kita menjadi sakit, yang ada
malah---pikiran positif akan membuat diri kita merasa nyaman tanpa terbebani
untuk mencurigai atau membenci orang lain.
Kurang Lebih Dibuat Antara 2009-2010-2011. *Lupa