Sekilas Pendapat dalam buku..
Totto-
Chan’s Children (Goodwill Journey to the Children of the World)
Anak-Anak
Totto-Chan (Perjalanan Kemanusiaan Untuk Anak-Anak Dunia)
Oleh : Ani Nh Fazia
Buku ini bukanlah cerita
fiksi berupa novel atau pun cerpen, tapi non fiksi berupa kisah nyata dalam
perjalanan seorang Duta Kemanusiaan, Tetsuko Kuroyanagi ( bernama kecil
Totto-Chan). Buku Totto- Chan’s Children (Goodwill Journey to the Children of
the World) ini terdiri dari tiga belas bab jurnal perjalanan kemanusiaan dari
berbagai negara. Tiga belas bab yang dibahas menyangkut negara-negara yang
mempunyai permasalahan yang cukup serius, terutama permasalahan yang berkaitan
dengan perekonomian dan gizi anak. Ketika
kita membaca 13 kisah yang diceritakan Kuroyanagi, kita dapat mengambil satu
pemahaman bahwa, tidak semua orang seberuntung kita.
Di negara-negara yang
telah diceritakan Kuroyanagi, bayak anak yang menjadi pelacur, tidak
berpakaian, tidak beralas kaki, menderia kekurangan gizi, menderita penyakit tetanus, diare, AIDS, juga penyakit-penyakit
menular lainnya yang akhirnya merenggut nyawa mereka.
Begitu banyak kerugian
yang dialami setelah terjadi perang.
baik itu perang antar negara, perang antar ras, perang antar etnis, atau
pun perang saudara. Beberapa negara yang tadinya makmur, subur, bahkan menjadi
penghasil minyak , semua hancur setelah terjadi perang. Tidak hanya itu perekonomian
mengalami inflasi akibat perang. Banyak anak yang terganggu psikologisnya
setelah terjadinya perang. Bagi negara-negara yang hancur akibat perang, akan
sangat sulit memperbaiki negara mereka, agar kembali seperti semula.
Hampir di semua negara
yang diceritakan, mengalami kekeringan dan tidak adanya air bersih untuk
dikonsumsi.
Menarik kesimpulan
dari semua yang terjadi. Sebenarnya apa yang terjadi dengan negara-negara itu,
“Kebodohankah? Persentae literasi yang burukkah? Rasa kepercayaan yang
hilangkah? Kondisi alamkah?” atau “Kerusakan alam yang dibuat sendiri? Kebijakan
Pemerintah? Kurangnya penyuluhan? Kurangnya kepedulian sesama? Ambisi? Perebutan
Kekuasaan? Apakah rasa keyakinan mereka terhadap tuhan telah hilang?” Saya
berfikir semua pertanyaan yang saya ajukan itu mungkin benar, akan tetapi ada pertanyaan yang paling
mendasar dari semua itu, “Mungkinkah Islam dapat menjadi solusi bagi semua
permasalahan yang terjadi?” Karena
hampir di semua negara yang diceritakan, mereka semua kekurangan rasa spiritual
dan sosial-emosional yang tinggi. Mungkin teman-teman yang lain mempunyai
pendapat lain, mohon berbagi. J
Indonesia merupakan
negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Kita bisa bernafas bebas. Sedangkan
mereka?
Di saat mereka
kelaparan, begitu mudahnya kita membuang makanan. Di saat mereka membutuhkan
pakaian tertutup untuk melindungi tubuh mereka, di Indonesia para wanita begitu
senang memakai pakaian kurang bahan dengan sengaja. Di saat mereka kekurangan
air, di sini kita dengan seeanknya memakai air tanpa takaran, dan membuang air
tanpa berdosa. Di saat mereka kekurangan gas dan listrik untuk memasak, kita
berbondong-bondong menggunakan semua barang elekronik yang begitu banyak
menguras energi. Di saat mereka tidak berdaya karena perang, di sini kita malah
begitu enaknya merasakan kebebasan yang sebenarnya tidak bisa dikatakan bebas.
Buku ini memberi suatu
wawasan yang begitu luar biasa, dan akan lebih baik apabila kita mengapresiasi
dengan cara yang baik pula. Bersyukur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar