Oleh:
Ani. Nh Fazia
Diam ia melangkah
Berlari pada mata-mata yang kian menerawang kosong
Tak hendak berhenti pada sepenggal bait
Tak hendak pula melompat pada
sajak yang semakin panjang
Darah-darah dingin berkeliaran pada seluruh tubuh hampanya
Sementara keringat tak juga mau pergi dan mengering
Ia semakin gelisah
Tertekan rasa yang semakin meremas
Melemparkannya jauh pada indah yang semakin kasat
Waktu seolah habis pada titik nadir yang telah pasti
Mozaik pada rangkaian cerita telah pula nampak jelas
Ia memekik, terdakwa pada sidang akhir
Ia menggigil, terpojok saat hasil telah nampak
Ada timbangan tak seimbang yang semakin mencampakannya
Ada pula setumpuk catatan yang kini digenggam pada tangan kirinya
Ia bergetar
Ia tersungkur parah
Ia menangis parau
Akankah dapat di ulang waktu,
Sedangkan malaikat bertubuh hitam tlah siap menyambut dirinya sebagai
penghuni baru?!?
18 April 2011