Jumat, 14 Oktober 2011

Wanita, Inginkah Anda Berubah?

Oleh : Ani Nurhayanti Fazia

Ibnu al-Jauzy :
“ Jika engkau tidak mampu menangkap hikmah, bukan karena hikmah itu tidak ada, namun semua itu diakibatkan kelemahan daya ingat engkau sendiri. Engkau kemudian harus tahu bahwa para raja pun memiliki rahasia yang tidak diketahui setiap orang. Bagaimana mungkin engkau, dengan segala kelemahan yang ada, akan sanggup mengungkapkan seluruh hikmah?”

Pelajaran berharga yang dapat kita ambil : hikmah dari Allah atas setiap kejadian yang menimpa sudah pasti ada. Pertanyaannya, apakah kita berusaha mencari dan mengggalinya atau tidak. Mengenai kapan saatnya hikmah itu muncul kepermukaan juga sering menjadi pertanyaan. Bisa saat itu juga, seminggu, sebulan, setahun, lima tahun, sepuluh tahun bahkan mungkin setelah kita meninggal dunia.

Terinspirasi dari tulisan di atas menjadikan saya teringat dengan beberapa teman-teman saya. Sering saya mengatakan kepada mereka, “ Kamu pasti akan lebih cantik kalau berkerudung.”
Dan hampir 99% dari mereka mengatakan, “ Ya, nanti saja kalau sudah ada hikmah atau di beri hidayah sama Allah. “
Atau, “ Nanti aja, kalau udah siap.”
Dan, “ Ah saya mau kerudungin dulu hati. Yang penting kan hatinya baik, baru berkerudung.”
Jawabannya sungguh bagus bukan. Jawaban-jawaban tersebut mungkin adalah jawaban saya pula pada jaman breto ketika saya belum berkerudung juga.
Jawaban sih beragam, intinya tetap sama “ MENOLAK.”

Ya semua butuh proses, tidak sekali jadi.  Betul kan?

Masalahnya adalah, dalam proses tersebut kita mengerti atau menjadikan kita semakin Nggak Ngerti. Bisa saja hal itu dipengaruhi dengan di mana lingkungan kita berada. Pergaulan dan pemahaman yang membuat kita semakin jauh untuk mengerti atau semakin dekat kita untuk mengerti.

Hikmah itu sudah ada dari dulu, hidayah itu sudah di berikan oleh Allah dari dulu. Dan semua hati manusia itu pada dasarnya memiliki sifat “ baik. “

Tidak percaya?  
Saat ada orang yang bilang, “Kapan kamu berkerudung. Ayo atuh ?” bukankah Allah sudah memberikan jalan bagi Anda untuk mengambil suatu hikmah. Anda tinggal membuat pilihan, “YA” atau “ Tidak.” Kalau Anda menolak berarti bukan Allah tidak memberikan hikmah kepada Anda tapi justru Anda yang tidak mau menangkap hikmah tersebut, padahal sudah diberi jalan oleh Allah.

Hati?
Semua orang itu pada dasarnya baik. Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan, maka hatinya akan berkata “ SAYA SALAH “ meskipun dia tidak mengatakannya secara langsung.
Kalau menunggu sampai hati benar2 putih,,,,aduuuuuuuuuuuh, itu mah memang benar-benar Anda hanya mencari alasan saja.
Tau kenapa? Karena masalah hati hanya Anda yang bisa jawab. Apakah mau baik atau tidak! Nunggu sampe tua dulu? Yakin usianya bakalan nyampe tua ?
Atau nunggu sampai kiamat baru mau berkerudung?

Terkenang sebuah cerita dari sahabat. Ngomong-ngomong sahabat, saya sangat bahagia. Anda tahu kenapa? Karena dari merekalah saya mendapat begitu banyak inspirasi, hikmah, dan cerita-cerita yang penuh dengan motivasi. Maaf  jadi melebar, kita kembali ke bahasan tadi.

Inilah cerita sahabat saya ketika mendengarkan sebuah acara di salah satu media elektronik.

“Lebih baik berkerudung dulu atau membersihkan hati dulu?”
Seperti ini  jawabannya.
Kerudung itu diibaratkan sebuah PERANGKO. Sedangkan hati itu diibaratkan SURAT.

Ceritanya Anda akan pergi ke kantor POS.
Ketika Anda ingin memberikan surat kepada seorang teman dengan jarak jauh, tetapi surat tersebut tidak Anda bubuhi dengan Perangko? Apakah surat tersebut akan sampai kepada teman Anda????
Akan tetapi berbeda lagi jika Anda mengirimkan sebuah amplop yang sudah dibubuhi dengan perangko. Meskipun amplop tersebut tidak ada surat di dalamnya (mungkin Anda lupa menaruh surat di dalamnya),  sudah barang pasti AMPLOP tersebut akan sampai kepada teman Anda meskipun tidak ada isinya.
Betul apa Betul?

Maksudnya begini

ketika Anda mencoba membaguskan hati Anda, tapi Anda tidak mempunyai perangko yang bernama KERUDUNG. Sebagus apapun cara Anda membaguskannya. Tetap saja Allah tidak akan menerimanya, tetap saja tidak akan sampai ke Allah. (Maaf : Terlalu sadis bahasa saya. Maafkan ya, teman)
Beda lagi jika Anda sudah membubuhi PERANGKO pada amplop tersebut ( kerudung sebagai penutup aurat). Meskipun tidak ada surat di dalamnya atau meskipun hati Anda belum bersih. Amplop tersebut tetap saja sampai ke tujuan.  Sampai ke Allah.  Bagaimana?

Untuk masalah hati, biarlah Allah yang atur. Allah itu Maha Pembolak-balik hati, teman. Meskipun tadinya Anda merasa berperilaku kurang baik, karena Anda telah mencoba menggunakan kerudung. Lama kelamaan sifat Anda itu akan sedikit berubah kearah lebih baik. PERCAYALAH !

Jangan sampai, ketika Allah membuka peluang untuk Anda, ketika Allah membukakan hati Anda untuk berfikir “ Wajibnya berkerudung bagi seorang wanita.” Tiba-tiba saja Anda menolaknya untuk beberapa kali. Ini sangat berdampak buruk untuk Anda. Saat Anda menolak kesempatan, apalagi jika kesempatan itu adalah kesempatan terakhir yang Allah berikan untuk Anda. Jangan salah, Allah akan menutup hati Anda, ya benar-benar menutup hati Anda. Jika hati Anda sudah Allah tutup, omongan apapun yang diberikan kepada Anda, nasehat apapun yang dilontarkan kepada Anda tentang kewajiban berkerudung ini. Saya jamin 100%, Anda akan punya 100 alasan pula untuk menolak memakai kerudung.

Jangan pula Anda mengatakan, “ Ya, percuma donk berhati baik tapi ga di kerudung. Mending ga usah baik aja.” Eits, itu mah sudah jatuh ketimpa tangga. Berarti  Anda salah mengartikan kata-kata saya.

Maksudnya adalah, Anda harus mengatakan pada diri Anda sendiri kata-kata yang positif, “ Wah, saya sudah baik. Akan lebih baik lagi jika saya sekarang mulai menggunakan kerudung. “ Atau, “ Saya memang belum baik, tapi dengan berkerudung. Saya yakin bahwa saya akan lebih baik dari saat ini. ”Itu kan akan lebih enak di dengar. Betul tak?

Dan lihatlah “Betapa cantiknya diri Anda setelah menutup aurat. Karena wanita itu adalah perhiasan terindah, maka jagalah perhiasan itu agar suatu saat nanti, akan jauh terlihat lebih indah pada waktunya. J
Taman-temanku sesama Muslimah, mohon dimaafkan kata-kata saya. Saya tidak berusaha mendikte, sok kritis, atau  SOk TAU. Saya hanya ingin mengeluarkan unek-unek saya saja, sebagai bentuk kasih sayang sesama muslimah. Terimakasih telah membacanya. Wallahu’alam bi shawab.
Maafkan aku teman2.

Al-Qur’an yang menjelaskan:

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya nke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab : 59)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.(An-Nuur :31)

Cinta, Derita Tiada Akhir

oleh : Ani Nurhayanti Fazia

Seminggu ini, saya sedikit iri melihat beberapa status teman-teman saya yang menuliskan tentang cinta. Ada yang patah hati, ada yang dimabuk asmara, ada yang gundah gulana, ada yang marah karena cinta (sumpah serapah kepada orang yang dicintainya), ada ungkapan cinta, ada juga ungkapan cinta tak berbalas. Ya dan berbagai macam yang intinya mengarah kepada cinta. Saya juga ingin berpartisipasi tentu. Hanya saja apa yang harus saya tulis tentang cinta ya?  Akhirnya saya menuliskan, “ Love is never easy. “ hahaha

Tapi ternyata, selang beberapa waktu, ada sebuah tulisan yang buat saya geleng-geleng kepala ketika membaca status seseorang. Dia bilang, “………….mending mati.” Kata-katanya rada ngelantur, orang itu mengatakan kalau dia ingin mati, penyebabnya sih,,,,? Apalagi kalau bukan cinta. Begitu kira-kira. Mungkin lagi patah hati kali, ya.

Ah, saya jadi penasaran lagi, ingin juga menuliskan tulisan yang berhubungan dengan hal itu. Dan diketemukanlah kata-kata bagus untuk membalas ungkapan tersebut.

 Inilah kata-katanya :
Ibnu Qoyyim al-Jauzy :
“Jika engkau ingin tahu tentang siksaan pemburu dunia, maka renungkanlah keadaan orang yang sedang didera rasa cinta. “

Dikatakan dalam syair:
Tidakkah di dunia ini ada orang yang lebih menderita dari pencinta
Meski ia mendapatkan cinta ini manis rasanya.
Engkau lihat ia selalu menangis pada setiap keadaan
Karena takut berpisah atau takut karena rindu mendalam
Ia menangis jika mereka jauh, sebab didera kerinduan
Ia menangis pula saat berdekatan, sebab takut perpisahan
Air matanya mengalir saat bertemu
Air matanya mengalir saat berpisah.

Sayyid Quthub :
“Kegagalan cinta bukanlah kehancuran; mencintai namun tak bisa menikah, bukanlah akhir dari segalanya! Oleh karena itu, teruslah berusaha untuk melupakan dirinya. Dan, yang tidak kalah penting, engkau harus menggali hikmahnya. Kalaupun belum terungkap, jangan sampai hal itu menjadikan beban trauma yang justru menghalangi prestasi-prestasimu di masa yang akan datang.”

Wallahu’alam bi shawab
Jadi,,,,tetap semangat kawan. CINTA_CINTA_DERITANYA TIADA AKHIR_( Bergaya ala Ti Patkai ( di film KERA SAKTI) dalam mengucapkannya)

Sebetulnya cara mudah melepaskan kegalauan adalah dengan banyaknya beraktivitas, sering membaca (quran dan buku), shalat, dzikir, dan memperbanyak sahabat.

Semoga tidak ada yang dendam ketika saya menuliskan ini. HEhEee. Aamiin.