Sabtu, 12 April 2014

Vulkanik Menyuruhnya Pergi Dari Rumah


oleh : Ani Nh Fazia

Debu-debu kumal bermain dengan tubuhmu,
sesekali engkau terbawa nyenyak pada hangatnya
Kau kira itu selimut yang membuat dinginmu hilang
engkau mungkin lupa atau bahkan berusaha tegar
sedang anakmu terbaring kurus
dan meronta karena lapar

Vulkanik menyuruhmu pergi dari rumah
menyertakan anakmu untuk kau dekap
Betapa hartamu lenyap satu tepukan
dan kini
anakmu menangis diam
tak ada suara
pun air mata

Kita mulai tuli dan pura-pura buta,
tak dapat mengeja rasa
Sedang jiwa tak ingin membuka nalar
Akal terbawa  lalu,
kemudian nurani menjadi keras

Cari hatimu, di jerami atau tumpukan dosa yang meluap
Setelahnya kau ambil dan mari kita memulai
Rasamu adalah rasaku
Perihmu adalah perihku
Dzikirku terhantarkan angin, kepada mereka kukecupkan do’a
“Semua akan baik-baik saja,”