Jumat, 23 April 2010

Kenyamanan fersi “ Vina” dan “Herliana”



Menurutku begitu menyenangkan jika bisa berbagi cerita suka dan duka dengan orang di dekat kita. Berusaha memberikan solusi permasalahan bagi orang-orang terdekat kita. Aku berfikir, akan sangat menyenangkan menjadi seorang psikolog.  Memahami orang lain dan juga diri sendiri. 

Aku sendiri merupakan tipe orang yang tidak banyak menuntut, dan tidak mau mencampuri masalah yang bukan urusanku. Akan tetapi, aku termasuk tipe pemerhati, yang akan selalu melihat perilaku, sifat, mimik muka atau apa saja yang aku lihat yang berkaitan dengan karakter , perilaku, rasa, atau pribadi orang yang aku temui, meski tak aku ungkapkan secara gamblang. Aku malah sering memperhatikan bagaimana seseorang bisa sangat disayangi dan tidak disukai. Sampai sekarang aku masih belajar sedikit demi sedikit mengenai itu.

Pernah aku bertanya mengenai “ Kenyamanan” kepada semua teman-temanku. Dari ke semua yang aku tanyai, ada kata-kata dari salah seorang sahabatku yang begitu menarik perhatianku. Dia bilang, kenyamanan itu diibaratkan “TERMOSTAT” ketika suhu disekitarnya panas maka dia berusaha mendinginkannya, dan ketika suhu disekitarnya dingin dia berusaha menyesuaikannya dengan menghangatkannya. Tinggal kita atur saja. Intinya nyaman atau tidaknya seseorang dengan kita, tergantung kita yang membuatnya. Jika kita membuat diri kita merasa nyaman dengan orang tersebut maka diapun akan merasakan nyaman ketika bersama kita. Jika tidak, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Sungguh analisis dan kata-kata yang bijak.


Aku sendiri melihatnya sebagai sosok yang membuat orang-orang disekitarnya merasa nyaman saat bersamanya. Dia bisa membuat siapapun yang didekatnya menjadi sayang terhadap sosok dan pribadinya, dan aku adalah salah seorang diantara sekian banyak orang yang menyayanginya.  Nada bicaranya yang lemah lembut, semangatnya yang pantang menyerah, cara memotivasinya yang begitu menyentuh, sifatnya yang senang membantu, membuat siapapun yang mengenalnya akan merasa dekat dengannya. Entah kenapa, setiap mendengar kata-katanya, mendengar pencerahan darinya ..rasanya tenang ke batin.  Malah seringnya buat hati terharu dan terenyuh. Vina, dialah seseorang yang membuatku terdorong untuk lebih semangat.

 ---

Kali ini tentang Lia atau lengkapnya Herliana. Sahabatku ini bisa menarik perhatian orang dengan pribadinya yang selalu ceria dan supel. Bagaimana pun orang memperlakukannya, seburuk apapun ia diperlakukan, tak pernah sedikitpun terbesit untuk membenci orang tersebut. Ia malah sering meminta maaf meski bukan dirinyalah yang salah. Apakah dia terlihat lemah dan tertindas? Tidak sama sekali. Meskipun dia sosok yang ramah, santun, dan mau mengalah tetapi dia tetap terlihat tegas, cerdas, dan berwibawa.

Sebanyak  apapun pekerjaan yang dia kerjakan di luar, sebagai seorang anak dia tetap melaksanakan tugasnya di rumah dengan baik. Hormat dan taat terhadap kedua orang tuanya, mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, selalu melakukan semuanya tanpa beban dan ikhlas.

Dalam organisasi islam begitu aktif, di kampus berprestasi, dalam dunia tulis menulis telah menerbitkan buku, setelah  ia lulus masih terlihat antusias ke sana kemari dengan segudang planning. Sekarang setelah menikah, dia menjadi istri shalehah yang begitu menyenangkan hati sang suami. Juga menjadi ibu yang baik bagi putrid kecilnya.

Ia bukan tipe orang yang mendikte orang lain, membuat orang harus menuruti kemauannya apalagi menasehati panjang lebar.  Akan tetapi perilaku dan sifatnya selalu mendorongku  untuk bersikap lebih baik.

Keteladanan itu ternyata lebih bermakna dari seribu kata-kata. Dan benarlah adanya. Aku tersihir bukan oleh kata-katanya, tapi lebih pada perilakunya yang memang patut  untuk dipraktekan.

Dari dulu, ia yang selalu memotivasi diriku untuk berjuang. Aku terpacu dalam semangatnya belajar, menuntut ilmu, dan kebiasaan baik lainya yang selalu ia lakukan. Bahkan ketika ia terlihat begitu menikmati merawat neneknya. Memandikannya, menyisir rambutnya, memakaikan baju sampai menyuapi makannya.

Subhanallah aku sampai meneteskan air mata, apalagi  ketika melihatnya bercanda dengan neneknya yang hanya terbaring di tempat tidur. Sekarang neneknya telah meninggal, tugasnya sebagai seorang cucu telah ditunaikannya dengan amat baik.


Kalau diibaratkan pemerintahan. Mereka adalah orang-orang yang sangat cocok dijadikan pemimpin/ratu. Sedang aku sendiri lebih cocok menjadi seorang penasehat yang siap mendengar dan memberikan solisi terbaik, menguatkan hati juga memberikan asupan spirit.  Bisa juga menjadi sekretaris yang siap membantu tugas-tugas dalam pengetikan atau merapihkan data-data yang dibutuhkan.  Sayangnya, keinginan tentu akan berbeda dengan kenyataan.  

Ada kalanya kita malah terjebak dan harus menjalani pilihan yang sebenarnya bukan pilihan kita. Allah sendiri yang telah memilihkan pilihan terbaikNYA. Dan yakin,  selalu ada hikmah dalam tiap kejadian.

Selalu semangat  J. Selalu ceria. Dan Selalu bersikap tulus dalam berteman atau bersahabat adalah kunci kenyamanan.

Biarpun kata orang terlalu naïf,,, tak apa, toh bersikap baik , percaya, dan berhusnudzon terhadap orang lain tidak akan membuat diri kita menjadi sakit, yang ada malah---pikiran positif akan membuat diri kita merasa nyaman tanpa terbebani untuk mencurigai atau membenci orang lain.

Kurang Lebih Dibuat Antara 2009-2010-2011. *Lupa